Tentang Enron
Kondisi
Enron Tahun 2000 digambarkan sebagai "Perusahaan Amerika Paling
Inovatif" selama 6 tahun berturut-turut versi Fortune.
Berdiri : 1985, Omaha, Nebraska, dengan
kantor di Houston, Texas, USA
Bidang Usaha : Listrik, Gas alam,
kertas, dan komunikasi.
Pegawai : Sekitar 21.000 orang
pegawai
Penghasilan : $101 milyar
Bisa
Hancur ?
Reputasi ENRON sungguh mentereng
pada tahun-tahun mendekati kebangkrutannya. Perusahaan yang menggurita di
bidang listrik, air, gas, kertas, dan komunikasi ini di tahun 2001, 4 bulan
sebelum kebangkrutannya, meraup keuntungan bersih 101 milyar dollar
Amerika. Bahkan, Majalah Fortune pun mengganjarnya dengan memberikan
award “Perusahaan Paling Inovatif”. Sukses Enron bertambah lengkap manakala
menilik awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin
bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan
menjadi monopolis gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun.
ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, LPG, Telkom yang menjadi
satu. Kalau di Indonesia lembaga-lembaga itu milik publik, lain halnya dengan
Enron. Ia murni bisnis. ENRON dikendalikan secara professional oleh
manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan universitas ternama
dari seluruh penjuru dunia. Pegawainya mencapai 20.000 orang. Fakta menarik
dari jumlah ini adalah, menjelang kebangkrutannya karena pegawai-pegawainya ini
yakin akan performa ENRON maka mereka mengalihkan tabungan pensiun mereka untuk
membeli saham ENRON. Sebuah keputusan yang kelak mereka sesali karena
belakangan diketahui ENRON mengalami kebangkrutan dan mengakibatkan saham ENRON
tak lebih berharga dari sebatang coklat murah.
Punahnya Enron meninggalkan
kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi punya
nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu
skandal keuangan terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari
Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada dimana Saham Bre-X meroket hanya untuk
terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang emasnya di Busang,
Kalimantan, terbukti palsu. Mereka tertipu karena terbuai oleh cantiknya
laporan Keuangan ENRON saat itu. Terbuai? Tentu saja karena saat itu yang
mengaudit laporan keuangan ENRON adalah salah satu The Big Five Kantor Akuntan
Publik di Amerika. Kantor Akuntan Publik itu bernama Arthur Andersen. Tidak ada
yang curiga bahwa mereka bersekongkol untuk mempercantik laporan keuangan,
dalam dunia akuntansi dikenal window dressing, secara tidak sah. Mereka
menyembunyikan utang pada pihak ketiga sebanyak 3,9 milyar dollar Amerika. Bagi
perusahaan public, dimana setiap pemegang saham punya hak mengetahui segala
aktivitas perusahaan yang memiliki risiko, hal ini tentulah sebuah kejahatan.
Sorotan Kecurangan
Ada
dua dugaan kenapa ENRON sampai gelap mata dan merencanakan penipuan ini
1.
Enron-Arthur
Andersen.
Dengan
bantuan Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi,
ENRON mampu menyembunyikan kewajiban-kewajibannya dan kerugian yang timbul
sehingga keuntungan pada laporan laba rugi akan menggelembung dan pada akhirnya
mengangkat harga sahamnya. Hal ini membuat pundi-pundi petinggi ENRON juga ikut
membengkak luar biasa besar dan belakangan setelah dilakukan koreksi dinyatakan
bahwa perusahaan tidak mengalami untung bahkan rugi 62,4 Milyar dollar Amerika.
Ketika ENRON menjadi idola, blue chip di pasar saham saat itu, Arthur Andersen
juga mendapat timbal balik dari meningkatnya reputasi KAP.
2.
ENRON-Pemerintah
ENRON
menjadi penyumbang terbesar bagi kandidat-kandidat kongres, Gubernur, bahkan
Presiden Amerika terutama dari Partai Republik. Atas jasanya ini, Enron diduga
dapat melobi pemerintah terutama dalam perumusan kebijakan Energi. Dugaan media
massa Amerika ini seolah dikuatkan oleh fakta bahwa ENRON selalu dapat
menghindari pengawasan ketat pemerintah dalam hal polusi dan pelanggaran pajak.
Malangnya, ketika krisis melanda ENRON tak satupun koneksi mereka di Capitol
Hill maupun maupun gedung putih menyelamatkan mereka, bahkan sang presiden
yaitu Bush dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bantuan yang bisa Negara
berikan. Hal ini diduga karena para anggota parlemen pernah menerima manisnya
kucuran dana dari ENRON maupun Andersen sehingga mereka enggan turut serta
dalam komite penyelidikan. Atas dasar hal itulah ENRON yang terdesak gelap mata
melakukan penipuan.
“Pada akhirnya,
ENRON yang yang diketahui telah menggelapkan laporan keuangannya selama 4 tahun,
dinyatakan pailit setelah digugat di pengadilan niaga dan mantan petinggi
ENRON, Clifford Baxter, menembak kepalanya sendiri akibat tekanan yang
bertubi-tubi.”
Sudut Pandang Etika
Dari
kasus tersebut secara kasat mata kasus tersebut terlihat sebuah tindakan
malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain:
•
Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat
dari tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar
pada kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika
corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan,
dan perilaku manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
•
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang
tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik
kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai
dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang
kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang
sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan
Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap
dipertahankan.
• Arthur
Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi
laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam
kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan
dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak
kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan
pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal
Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan
kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap
profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan
laporan audit yang salah dan meyesatkan.