Budaya Diambil Malaysia, Siapa yang
Salah?
Mulai tahun ini, bulan ini, hari
ini, jam ini dan detik ini, marilah kita meluangkan sedikit waktu kita untuk
memperhatikan budaya, tradisi yang ada di sekitar kita. Pengakuan Malaysia
terhadap budaya Indonesia, menandakan kita sendiri lemah dalam melindungi
budaya di tanah air.
Terbukti dalam keseharian kita. Sudahkah kita semua bangsa Indonesia peduli dengan budaya kita sendiri?
Terbukti dalam keseharian kita. Sudahkah kita semua bangsa Indonesia peduli dengan budaya kita sendiri?
Kita biarkan para seniman kelaparan, kita biarkan para pelaku kesenian tradisional mondar-mandir ngamen di kampung-kampung untuk mencari sesuap nasi. Lalu, berapa banyak kelompok kesenian tradisional yang dulunya tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat, kini hilang tanpa bekas.
Seperti kethoprak, wayang orang, ludruk, gajah-gajahan dan masih banyak lagi jenis kesenian yang kini hilang ditelan bumi. Sepertinya, kini tidak ada lagi generasi dari anak-anak kita yang mau mencintai kesenian tradisional kita sendiri.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Kini Indonesia sedang demam musik pop. Membanjirnya industri musik pop yang berkembang sangat pesat dan tiada henti tanpa diimbangi kekuatan budaya tradisional dikalangan anak-anak muda kita, membuat seni budaya kita tersingkir dari pikiran mereka.
Ditengah keterlenaan kita itulah, rupanya tetangga dekat yang mengaku saudara serumpun yang memimiliki kehidupan yang berkecukupan mencoba untuk menaruh perhatian terhadap budaya kita. Mungkin, tak sekedar menaruh perhatian saja. Namun kini mulai ingin merebut budaya-budaya yang tidak diperhatikan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Seperti yang dimuat Kompas edisi 31 Agustus 2009, yang menjelaskan perlindungan budaya di Indonesia lemah. Ini terbukti dari ketidak berdayaannya pemerintahan kita yang tidak memiliki data lengkap mengenai seni budaya kita sendiri. Aneh memang? Begitu halnya tentang publikasi tentang bduaya kita sendiri juga lemah. Publikasi multimedia secara internasional mengenai produk seni budaya Indonesia juga minim, sementara Malaysia sangat proaktif dalam mempublikasikan budaya-budaya yang mereka anggap miliknya.
Bahkan dari 33 provinsi di Indonesia, baru tiga provinsi yang telah melakukan inventarisasi terhadap seni budaya mereka. Ketiga provinsi itu adalah Bali, NTB dan DI Jogjakarta. Syukurlah! Tiga provinsi ini patut kita acungi jempol, dan hasilnya ada 600 seni budaya yang ada di tiga provinsi itu. Namun 31 provinsi yang lainnya, hanya bediam diri, belum melakukan apa-apa…
Kita bisa membayangkan berapa banyak jumlah seni budaya dari 33 provinsi di tanah air ini, seandainya kita mampu menginventarisir seni budaya kita, pastilah sangat banyak jumlahnya. Ribuan jumlahnya. Bukan kah itu aset yang tak terhingga nilainya.
Semoga, dengan persitiwa ini, pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah segera melakukan inventarisasi dan melakukan langkah-langkah penyelamatan terhadap seni budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Sekarang, janganlah kita hanya bediam diri, tanpa melakukan tindakan yang jelas tentang penyelamatan budaya kita sendiri.
Ini adalah 32 Buah Kekayaan Indonesia yang Diakui Malaysia!
Pertarungan Indonesia dan Malaysia terus saja bergulir dan semakin panas. Ada 21 budaya Indonesia yang mereka klaim sebagai budaya asli mereka, salah satunya Ulos. Ternyata, tahun 2008 lalu, Malaysia sudah klaim Ulos sebagai bagian dari budaya mereka pada satu acara, yang katanya mewakili negeri-negeri yang ada di Malaysia.
Menurut Lidyanata Blog, kain ulos tersebut digunakan pada acara yang mewakili kebudayan negara-negara yang ada di Malaysia. Kain dipakai dalam suatu tarian, yang kalau tidak salah jenisnya ‘ragi hotang’, dengan tarian yang mirip tortor, hanya tangan mereka tidak ‘manyomba’ di depan dada, tapi diletakkan di samping paha kiri dan kanan dan kakinya ‘manyerser’ -serser.
Sementara itu, menurut Forum Kebudayaan Indonesia, sudah 32 budaya Indonesia yang budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain, 21 diantaranya diklaim oleh Malaysia.
1. Batik dari Jawa oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau oleh
Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat
oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan
oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi
Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh
Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah
oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum
WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum
WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa
Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari
Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa
Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh
Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari
Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa
oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa
Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat
oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh
Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa
Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir
Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas
Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari
Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak
Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah
dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh
perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi
Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang
dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh
Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah
Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh
Pemerintah Malaysia
Sumber : google.com, blog Sakurata
Pendapat :
Malaysia selalu meng-klaim budaya
Indonesia. Masyarakat Indonesia selalu marah dan terus-terusan menyalahkan
Malaysia. Padahal kalau dipikirkan lagi tidak semua kesalahan Malyasia. Malaysia
memang sangat bersalah telah meng-klaim budaya kita, lalu mengapa kita tidak
menjaga budaya kita sendiri? Masyarakat Indonesia sudah tenggelam dengan budaya
hidup modern dan lupa akan budayanya sendiri, ketika Malaysia meng-klaim baru
masyarakat Indonesia gempar dan marah. maka dari itu mulailah dari sekarang
kita bersama-sama untuk menjaga, memperhatikan, mengangkat dan melestarikan
kembali kebudayaan yg hampir punah, ketimbang kita selalu menyalahkan dan terus
marah-marah, dan untuk pemerintah sendiri diharapkan untuk lebih memperhatikan
beragaman budaya indonesia agar tidak diambil lagi oleh negara
manapun.khususnya negara MALAYSIA.
0 komentar:
Posting Komentar